Microlearning vs. Macrolearning

Avatar Talent Insider 22 November 2024

Di era informasi saat ini, metode pembelajaran yang tepat sangat penting untuk meningkatkan keterampilan karyawan. Dua pendekatan yang sering dibahas adalah microlearning dan macrolearning.

Masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbandingan kedua metode tersebut serta efektivitasnya dalam konteks pembelajaran karyawan.


Apa Itu Microlearning?

Microlearning adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan informasi dalam format yang sangat kecil dan terfokus. Biasanya, materi pembelajaran dibagi menjadi potongan-potongan singkat, seperti video berdurasi satu hingga tiga menit, infografis, atau kuis interaktif. Tujuan utama microlearning adalah untuk membuat proses belajar lebih mudah diakses dan lebih efisien. Karyawan dapat belajar kapan saja dan di mana saja, tanpa perlu menyisihkan waktu lama.

Kelebihan Microlearning  

  1. Fleksibilitas Waktu: Karyawan dapat mengakses materi pembelajaran sesuai dengan jadwal mereka sendiri, sehingga lebih mudah untuk menyelaraskan pembelajaran dengan pekerjaan sehari-hari.
  2. Peningkatan Retensi: Informasi yang disajikan dalam format kecil lebih mudah diingat. Penelitian menunjukkan bahwa manusia cenderung lebih mudah mengingat informasi yang disajikan secara singkat.
  3. Engagement yang Tinggi: Dengan materi yang lebih interaktif dan menarik, karyawan lebih cenderung terlibat dalam proses belajar.
  4. Pemecahan Masalah yang Cepat: Karyawan bisa segera mendapatkan jawaban untuk pertanyaan spesifik tanpa harus melewati materi yang tidak relevan.

Kekurangan Microlearning

  1. Keterbatasan Materi: Karena fokus pada potongan kecil, ada risiko informasi yang lebih kompleks tidak dapat dipahami sepenuhnya.
  2. Kurangnya Kedalaman: Pembelajaran yang sangat tersegmentasi dapat mengurangi pemahaman mendalam tentang suatu topik.

Apa Itu Macrolearning?

Macrolearning adalah pendekatan tradisional dalam pembelajaran yang menyajikan materi dalam format yang lebih besar dan komprehensif. Ini biasanya melibatkan kursus panjang, seminar, atau pelatihan yang berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Macrolearning dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang suatu subjek.

Kelebihan Macrolearning

  1. Pendalaman Materi: Metode ini memungkinkan pembelajaran yang lebih mendalam dan menyeluruh, cocok untuk topik yang kompleks.
  2. Interaksi Sosial: Sesi pembelajaran tatap muka dapat memfasilitasi interaksi antara instruktur dan peserta, memperkaya pengalaman belajar.
  3. Struktur yang Jelas: Macrolearning sering kali mengikuti kurikulum yang terstruktur, membantu peserta memahami progres pembelajaran.
  4. Keterkaitan Konteks: Pembelajaran dalam satu sesi panjang memungkinkan peserta melihat hubungan antara berbagai aspek topik.

Kekurangan Macrolearning

  1. Waktu yang Diperlukan: Karyawan harus mengalokasikan waktu yang cukup untuk mengikuti sesi, yang bisa menjadi tantangan di lingkungan kerja yang sibuk.
  2. Keterbatasan Fleksibilitas: Karena jadwal dan tempat yang ditentukan, peserta mungkin mengalami kesulitan untuk mengikuti.
  3. Resistensi Terhadap Pembelajaran: Karyawan yang lebih suka pembelajaran yang cepat mungkin merasa tertekan dengan sesi yang panjang dan melelahkan.

Mana yang Lebih Efektif untuk Karyawan?

Untuk menentukan mana yang lebih efektif antara microlearning dan macrolearning, perlu dipertimbangkan beberapa faktor:

1. Jenis Materi Pembelajaran

Jika materi yang diajarkan bersifat praktis dan dapat dipecah menjadi bagian kecil, microlearning adalah pilihan yang baik. Namun, untuk topik yang memerlukan pemahaman mendalam, seperti teori atau konsep yang kompleks, macrolearning lebih sesuai.

2. Kondisi Kerja Karyawan

Dalam lingkungan kerja yang cepat dan dinamis, karyawan mungkin lebih memilih microlearning. Fleksibilitas dan aksesibilitas dapat membantu mereka mengintegrasikan pembelajaran ke dalam rutinitas harian. Sebaliknya, di industri yang lebih tradisional, macrolearning masih memiliki tempat.

3. Tujuan Pembelajaran

Jika tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan keterampilan tertentu atau memecahkan masalah spesifik, microlearning lebih efektif. Namun, jika tujuan pembelajaran adalah untuk pengembangan karir jangka panjang atau pemahaman mendalam tentang suatu bidang, macrolearning lebih tepat.

4. Preferensi Karyawan

Setiap karyawan memiliki gaya belajar yang berbeda. Beberapa mungkin lebih suka pembelajaran yang cepat dan efisien, sementara yang lain mungkin lebih suka menyelami topik secara mendalam. Mengidentifikasi preferensi ini dapat membantu organisasi memilih metode yang paling sesuai.



Kesimpulan

Baik microlearning maupun macrolearning memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Efektivitasnya sangat bergantung pada konteks, jenis materi, serta preferensi individu. Dalam banyak kasus, pendekatan kombinasi yang menggabungkan elemen dari kedua metode mungkin menjadi solusi terbaik. Dengan demikian, organisasi dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran karyawan secara lebih efektif, meningkatkan keterampilan, dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan perusahaan.

Dengan pemahaman yang jelas mengenai kedua metode ini, perusahaan dapat lebih mudah menentukan strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk karyawan mereka.

Related Posts