Hampir 53 Ribu Pekerja RI Terdampak Layoff, Ada Apa?

Avatar Nabila Mutia 17 October 2024

Dalam beberapa satu tahun terakhir, Indonesia menghadapi fenomena yang cukup mengkhawatirkan. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi sangat masif. 

Menurut data terbaru dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Republik Indonesia per 26 September 2024, sebanyak 52.993 pekerja kehilangan pekerjaan mereka akibat keputusan perusahaan untuk melakukan pengurangan karyawan. 

Pertanyaannya, mengapa ini bisa terjadi dan bagaimana dampaknya terhadap ekonomi dan masyarakat? Melalui artikel ini, Talent Insider akan menjawab seluruh pertanyaan tersebut lebih dalam.

Data PHK Terkini

Data dari Kemenaker RI menunjukkan bahwa sektor yang paling terdampak oleh PHK ini adalah sektor pengolahan mencapai 24.013 kasus, sektor jasa mencapai 12.853 kasus, serta sektor pertanian, kehutanan, serta perikanan mencapai 3.997 kasus. 

Lebih dari itu, Kemenaker mencatat bahwa provinsi dengan tingkat PHK tertinggi adalah Jawa Tengah sebanyak 14.767 kasus. Kemudian disusul oleh Banten 9114 kasus dan DKI Jakarta 7.469 kasus. Banyak perusahaan mengaku terpaksa mengambil langkah ini untuk mengatasi penurunan permintaan dan meningkatkan efisiensi operasional.

Mengapa PHK Terjadi Begitu Masif?

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya PHK massal ini.

Menurunnya Daya Beli Kelas Menengah

Dari segi ekonomi, pemerintah membeberkan data bahwa kondisi ekonomi Indonesia berada pada kondisi stabil. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal-2024 masih tumbuh di level 5,05%. Laju inflasi terkendali di kisaran 2,13%, serta tingkat kemiskinan turun menjadi level 9,09%.

Namun data tersebut kontradiktif dengan kondisi PHK yang berlangsung besar-besaran sepanjang tahun 2024. Dilansir dari CNBC, sumber masalah gelombang PHK terjadi akibat menurunnya daya beli kelas menengah. Bahkan jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penyusutan.

Hal ini berpengaruh karena kelas menengah bertopang sebagai kontributor dalam penerimaan negara hingga 50,7%. Kontribusi ini sangat penting untuk mendanai program pembangunan publik, termasuk juga investasi infrastruktur dan sumber daya manusia.

Dengan kondisi daya beli mereka yang menurun, investasi terhadap hal tersebut  tidak terdukung dan memperburuk rasio pajak terhadap PDB.

Kondisi politik yang tidak stabil

Kondisi politik yang tidak stabil sepanjang tahun 2024 juga turut mempengaruhi keputusan perusahaan. 

Dengan tahun pemilu yang berlangsung, banyak perusahaan menunggu kepastian kebijakan baru sebelum membuat investasi jangka panjang atau memperluas tenaga kerja. 

Ketidakpastian ini membuat banyak pengusaha memilih untuk menahan diri, bahkan memutuskan untuk merampingkan karyawan sebagai langkah konservatif.

Mengatasi Krisis dari Sudut Pandang Pengusaha

Dari sudut pandang pengusaha, langkah-langkah untuk mengatasi krisis ini sangat krusial. Pertama, CEO dan pemimpin perusahaan perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap struktur organisasi mereka. Mengidentifikasi area yang dapat dioptimalkan dan memaksimalkan efisiensi operasional adalah kunci untuk bertahan dalam situasi sulit.

Selain itu, pengusaha disarankan untuk lebih berfokus pada inovasi dan diversifikasi produk atau layanan. Dengan beradaptasi terhadap perubahan permintaan konsumen, perusahaan dapat membuka peluang baru untuk pertumbuhan. Misalnya, perusahaan teknologi dapat mengembangkan layanan berbasis digital yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini.

Pengusaha juga perlu meningkatkan komunikasi dengan karyawan. Membangun transparansi dan keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dapat meningkatkan moral dan loyalitas, sehingga mengurangi ketidakpastian yang dirasakan di dalam organisasi. 

Terakhir, program pelatihan dan pengembangan keterampilan juga penting untuk mempersiapkan karyawan menghadapi perubahan dalam industri. Dengan cara ini, perusahaan dapat meningkatkan keterampilan karyawan, yang pada gilirannya dapat membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan pasar.

Kesimpulan

Gelombang PHK yang terjadi di Indonesia saat ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh semua pihak. Meskipun situasi saat ini tampak suram, dengan langkah-langkah yang tepat dari pemerintah dan pengusaha, ada harapan untuk memulihkan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendukung karir dan perusahaan Anda, kunjungi talentinsider.com dan temukan solusi terbaik untuk menghadapi tantangan ini!

Related Posts